Cukup banyak provider yang menyediakan layanan Broadband/ADSL yang bisa menjadi
pilihan saat ini disertai dengan beragam pilihan kemudahan dan promo-promo yang
ditawarkan tentu menarik. Akan tetapi disini kami tidak akan membahas harga, apalagi
promo yang ditawarkan,tapi lebih pada pengelolaan jaringan yang menggunakan layanan
Broadband/ADSL. Biasanya, provider memasang sebuah Modem di sisi client, agar
client tersebut bisa menerima service internet yang diberikan. Service yang biasa
digunakan salah satunya adalah PPPoE, dimana modem tersebut difungsikan sebagai
PPPoE Client. Topologi sederhana yang biasa digunakan adalah Internet -> ADSL
Modem -> Hub/Switch -> Client.
Biasanya administrator jaringan kemudian menambahkan Router antara modem ADSL
dan Client, misalnya router Mikrotik. Hal ini dilakukan karena pada umumnya perangkat
ADSL Modem sederhana tidak memiliki fungsi yang cukup lengkap untuk melakukan
manajemen jaringan. Dengan menambahkan router, maka topologi yang akan kita bangun
menjadi seperti berikut.
Sebenarnya ada dua pilihan untuk mengkoneksikan jaringan kita ke internet via
ADSL Modem. Pertama, kita bisa dial ke provider dengan menggunakan modem bawaan,
sehingga ip public terpsang pada modem. Atau alternatif kedua, kita bisa dial
PPPoE
langsung dari Router Mikrotik. Sehingga IP Public akan terpasang di Mikrotik.
Pilihan kedua ini bisa mempermudah ketika kita akan melakukan remote Router dari
Internet, atau juga menerapkan rule lain. Misalnya ketika menerapkan port forwarding (dst-nat) atau juga loadbalance.
Kita akan coba case study dengan menggunakan opsi yang kedua, yaitu dial PPPoE
dari Mikrotik
langsung. Kita juga akan coba gunakan topologi pada gambar kedua dimana menggunakan
dua koneksi ADSL. Pertama, setting Modem ADSL pada mode bridge. Cara setting berbeda
tergantung
dari merk dan type Modem.
Setelah modem di setting dengan mode bridge, buat interface PPPoE client di Mikrotik
dengan cara menekan tombol + di menu Interface. pada parameter interface, pilih
interface ethernet yang menuju ke modem.
Selanjutnya di tab Dial Out, isikan parameter username dan password sesuai informasi
yang diberikan oleh
provider. Informasi username dan password tiap provider tentu saja berbeda. Jika
sudah selesai, klik OK, maka interface PPoE client akan terbentuk dan router otomatis
akan mencoba melakukan dial melalui interface PPPoE. Jika setting sudah benar
dan PPPoE terkoneksi dengan baik, status PPoE Client di mikrotik akan berubah
menjadi "Connected", atau flag interface menjadi "R" atau Running.
Ulangi langkah sesuai gambar tersebut untuk line ADSL yang lain, sehingga ada
dua interface
pppoe-client, karena di case study ini kita mencoba menggunakan dua line ADSL.
Kemudian tambahkan default gateway untuk Router agar router bisa terkoneksi ke
internet. Karena kita menggunakan dua line ADSL, kita gunakan metode ECMP Load
Balance, salah satu metode load balance yang cukup sederhana. Cara untuk melakukan
ECMP Load Balance adalah dengan menambahkan dua gateway dalam satu rule routing.
Setelah selesai membuat rule routing, selanjutnya kita perlu setting
DNS Router mengarah ke DNS provider. Informasi ini tentu harus Anda
tanyakan ke provider, atau menggunakan open DNS.
Tambahkan rule src-nat agar client di bawah router bisa akses internet.
Tambahkan rule src-nat agar client di bawah router bisa akses internet.
Jangan lupa juga pasangkan IP Address pada interface yg menuju ke Client, misalnya
192.168.3.1/24 interface=ether3.
Anda juga bisa memasangkan IP Address pada interface modem dan interface router
yg saling terhubung untuk melakukan monitoring.
Selamat Mencoba
0 komentar:
Post a Comment